Sepuluh Langkah Pengendalian Ulat Bulu


Berikut ini adalah Sepuluh Langkah Pengendalian Ulat Bulu yang bisa langsung diterapkan pada tanaman anda yang terserang ulat bulu.


  1. Pemantauan dan identifikasi jenis hama, stadia hama, bagian dan jenis tanaman yang diserang,  tingkat/intensitas serangan, serta kondisi lingkungan untuk disampaikan kepada petugas  terkait.
  2. Lakukan pengendalian secara mekanis dengan cara mengumpulkan dan memusnahkan ulat, antara lain dengan cara dibakar atau dibenamkan dalam tanah.
  3. Pemasangan lampu perangkap (light trap) untuk membunuh ngengat, karena ngengat aktif di malam hari dan tertarik cahaya.
  4. Mengumpulkan   pupa/kepompong    dan  memasukannya    kedalam  botol plastik yang diberi lubang-lubang, sehingga ngengat yang terbentuk tidak dapat keluar sedangkan parasit yang muncul dapat keluar dan kembali berperan di alam.
  5. Pelihara dan lestarikan  musuh alami seperti predator semut rangrang dan burung dengan cara melarang penangkapan  burung dan melarang pengambilan telur semut di pohon, atau melestarikan dan memperbanyak koloni semut dengan cara memasang sarang buatan dari daun kering dan bambu.
  6. Gunakan insektisida hayati berupa jamur, virus, bakteri, nematode, antara lain dengan cara (a). Mengumpulkan ulat yang mati terkena virus (menggelantung) dan mengaduknya dengan air, lalu menyemprotkan kembali ke ulat, (b). Mengumpulkan kepompong atau ulat yang terkena jamur (berwarna putih – jamur Beauveria dan hijau – jamur Metarhizium), lalu perbanyak di media jagung dan semprotkan ke ulat,   (c). menggunakan insektisida hayati yang sudah diproduksi dan tersedia di  Dinas/lembaga yang berwenang.
  7. Pemasangan pembatas (burrier) pada batang pohon mangga berupa lem atau kain beracun, khususnya bagi ulat Arctornis yang memiliki sifat ketika malam hari naik ke bagian atas (kanopi) untuk memakan daun dan pada siang hari  turun ke batang untuk bersembunyi dari serangan predator.
  8. Jika kondisi populasi ulat sangat mengkhawatirkan  dapat digunakan insektisida alami yang relatif ramah lingkungan, berupa insektisida nabati (berasal dari tumbuhan), seperti mimba, tembakau, akar tuba, piretrum, gadung, suren dan lainnya. Perlu diketahui bahwa insektisida nabati tidak menyebabkan kematian langsung  seperti insektisida sintetis.
  9. Pada kondisi kritis, maka jalan terakhir dapat digunakan insektisida kimia sintetis yang berdaya racun rendah  berlabel hijau.
  10. Jangan menggunakan insektisida kimia sintetis untuk tindakan pencegahan, karena akan mengganggu keberadaan musuh alami dan mencemari lingkungan.

Share : Digg facebook twitter