Beberapa Varietas Padi Unggulan Untuk Lahan Rawa

Lahan rawa merupakan lahan yang potensial untuk pengembangan padi. Pengembangan padi pada lahan rawa memerlukan padi dengan spesifikasi tertentu yang toleran dengan karakteristik lahan rawa yang sangat khas. Karakteristik lahan rawa yang sangat khas antara lain rendaman/genangan air serta kandungan aluminium (Al) serta zat besi (Fe) yang dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Beberapa varietas padi rawa yang telah dilepas ke masyarakat antara lain beberapa varietas Inpara seperti Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4 dan Inpara 5; varietas Batanghari, varietas Indragiri dan varietas Air Tengulang.


Inpara 2.
Varietas Inpara 2 ini dilepas pada tahun 2008, termasuk dalam golongan padi cere dan toleran terhadap keracunan Al (Aluminimum) dan zat besi (Fe) sehingga adaptif ditanam pada laha rawa lebak maupun pasang surut.

Inpara 2 morfologi tanamanya tegak dengan tinggi tanaman sekitar 103 cm dengan jumlah anakan produktif mencapai 16 batang per rumpun. Umur tanaman mencapai 128 hari. Sedangkan nasinya mempunyai kandungan amilosa 22,05 % dan tekstur nasi pulen.

Inpara 2 mempunyai ketahanan agak tahan terhadap wereng batang coklat Biotipe 2, tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III serta penyakit Blas.

Inpara 2 mempunyai tingkat kerebahan padi dan kerontokan gabah sedang. Bobot 1.00 butirnya mencapai 25, 66 gram. Potensi hasilnya adalah 6, 08 ton per hektar, sedangkan rata-rata hasilnya mencapai 5,49 ton per hektar pada rawa lebak dan 4, 82 ton per hektar pada rawa pasang surut,

Inpara 3.
Inpara 3 termasuk padi golongan indica dan dilepas pada tahun 2008. Inpara 3 morfologinya tegak dengan tinggi 108 cm dan anakan produktif 17 batang per rumpun serta umur tanaman 127 hari. Inpara 3 mempunyai tekstur nasi yang pera, kandungan amilosanya 28,6% dan indeks glikemiknya sedang sebesar 59,2%.

Inpara 3 cocok ditanam pada lahan rawa lebak dan pasang surut potensial serta lahgan sawah irigasi yang rawan terhadap banjir. Inpara 3 ini agak tahan terhadap rendaman selama 6 hari pada saat fase vegetatif dan agak toleran terhadap keracunan Fe dan Al.

Inpara 3 ini agak tahan terhadap Wereng Coklat Biotipe 3, tahan terhadap Blas Ras 001, 123, 141 dan 373 namun rentan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri.

Inpara 3 mempunyai kerebahan padi dan kerontokan gabah yang sedang. Bentuk gabahnya sedang dengan warna kuning. Bobot 1.000 butir mencapai 25,7 gram. Rata-rata hasil mencapai 4, 6 ton per hektar dengan potensi hasil 5,6 ton per hektar.

Inpara 4.
Inpara 4 ini dilepas pada tahun 2010, merupakan introduksi dari IRRI dan termasuk dalam golongan cere indica. Tanamannya tegak, dengan tinggi sekitar 94 cm dan umur 135 hari. Anakan produktif mencapai 18 batang per rumpun. Inpara 4 termasuk padi yang tahan rebah dan tingkat kerontokanya sedang.

Inpara 4 cocok di tanampada lahan rawa lebak dangkal dan sawah rawan banjir karena toleran terhadap rendaman selama 14 hari pada fase vegetatif. Inpara 4 juga tahan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri Patotipe IV dan VII dan agak tahan terhadap hama wereng coklat Biotipe 3.

Bentuk gabahnya sedang dengan warna gabah kuning, dengan tekstur nasi pera. Kandungan amilosa 29% dan indeks glikemik 50,9%.

Inpara 4 mempunyai potensi hasil mencapai 7,6 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 4,7 ton per hektar. Bobot 1.000 butir mencapai 19,5 gram.

Inpara 5.
Sama halnya dengan Inpara 4, Inpara 5 dilepas pada tahun 2010 dan merupakan introduksi IRRI termasuk golongan padi cere indica. Inpara 5 mempunyai morfologi tegak dengan tinggi tanaman sekitar 92 cm, umur 115 hari dan jumlah anakan produktif mencapai 18 batang per rumpun.

Inpara 5 toleran terhadap rendaman selam 15 hari selama fase vegetatif, sehingga cocok ditanam pada lahan rawa lebak dangkal dan sawah rawan banjir. Inpara 5 juga mempunyai ketahanan terhadap serangan penyakit Hawar Daun Bakteri Patotipe IV dan VII namun agak rentan terhadap wereng coklat Biotipe 3. Inpara 5 juga tahan rebah dengan tingkat kerontokan sedang.

bentuk gabahnya ramping dengan warna kuning dan tekstur nasinya sedang. kandungan amilosa 25,2% dan indeks glikemik 59. Sedang bobot 1.000 butirnya mencapai 25 gram.

Inpara 5 mempunyai potensi hasil tinggi mencapai 7,2 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 4,5 ton per hektar.

Batanghari.
Batanghari dilepas sudah agak lama pada tahun 1999,termasuk dalam golongan padi cere. Tanaman tegak, tahan rebah, kerontokan sedang dengan tinggi tanaman 105 -122 cm, umur tanaman 122-128 hari dan jumlah anakan produktif 10-15 per rumpun. Batanghari baik ditanam pada rawa gambut maupun sulfat masam.

Batanghari mempunyai bentuk gabah yang sedang dengan warna gabah kuning, sedangkan tekstur nasinya pera dengan kandungan amilosa 26%. Bobot 1.000 butir gabahnya mencapai 24 gram. Varietas ini mempunyai potensi hasil yang tinggi yaitu mencapai 6,5 ton per hektar dengan produksi rata-rata mencapai 5,5 ton per hektar.

Varietas batanghari mempunyai karakter yang tahan terhadap penyakit Blas dan agak tahan terhadap Hawar Daun Bakteri Patptipe III serta agaktahan terhadap wereng cokelat.

Indragiri
Varietas ini cocok ditanam pada lahan rawa gambut maupun sulfat masam. Indragiri termasuk padi rawa golongan cere. Morfologi tanamanya tegak, dengan tinggi mencapai 100 cm dan umur tanaman 117 hari. Jumlah anakan produktif 15 – 20 per rumpun. Tanaman tahan rebah dan kerontokanya sedang.

Bobot 1.000 butir gabahnya mencapai 24 gram, dengan bentiuk gabah sedang dan warnanya kuning bersih. Tekstur nasinya sedang dengan kandungan amilosa 23,5%.

Varietas Indragiri ini tahan terhadap wereng cokelat biotipre 2, hawar daun bakteri patotipe III dabn Blas.

Indragiri mempunyai potensi hasilmencapai 6,0 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 5,0 ton per hektar.

Air Tenggulang.
Varietas Air Tenggulang cocock ditanam pada lahan gambut dan sulfat masam. Varietas ini dilepas pada tahun 2001. Air Tenggulang termasuk padi golongan cere, morfologi tanaman tegak dengan tinggi mencapai 118-122 cm, umur tanaman 123-127 hari dan jumlah anakan produktif mencapai 15-20 batang per rumpun. Termasuk padi yang agak tahan rebah maupun agak tahan kerontokan.

Bentuk gabahnya gemuk dengan waranya kuning bersih dan boboit 1.00 butir menbcapai 27 gram. Tekstur nasinya pera dengan kandungan amilosa 26%.

AirTenggulang termasuk tahan terhadap serangan wereng cokelat biotipe 2, namun rentan wereng cokleat biotipe 3. Agak tahan terhadap bercak daun coklelat, tahan hawar daun bakteri patotipe III dan agak tahan dengan patotipe IV.

Air Tenggulang mempunyai potensi hasil yang tinggi mencapai 6,0 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 5,0 ton per hektar (Bahan : BALLITPA Sukamandi).
Share : Digg facebook twitter